Jumat, 14 Maret 2014

about Science Communication (part I)



 Pengertian Komunikasi

            Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common), istilah communis paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang menyerupai. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana,2008:46). Menurut Lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi, untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya. Webster’s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.

Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Komunikasi (communication) adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka (Richard,2008:5). Menurut Hovland, Janis dan Kelley, Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk prilaku orang lain (khlayak). Kemudian menurut Berelson dan Steiner, Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, ahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka, dan lain-lain. Sedangkan menurut Harold Laswell, Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa”, “mengatakan apa”, “kepada siapa”, “dan “dengan akibat apa” atau “hasil apa”. (who says what in which channel to whom and with what effect).



 Konseptual Komunikasi


           Sebagaimana dikemukakan John R Wenburg , William W Willmot, Kenneth K. Sereno, dan Edward M Bodaken, setidaknya ada tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi yakni komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi dan komunikasi sebagai transaksi (Mulyana, 2008:67-77)

1.     Komunikasi sebagai tindakan satu arah

           Menurut Michael Burgoon, komunikasi sebagai proses searah biasa disebut “definisi berorientasi sumber” (source – oriented definition). Definisi ini mengisyaratkan komunikasi sebagai semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respons orang lain. Komunikasi dianggap sebagai tindakan yang disengaja (intentional act) untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuknya untuk melakukan sesuatu. Definisi-definisi komunikasi demikian mengabaikan komunikasi yang tidak disengaja, seperti pesan yang tidak direncanakan yang tekandung dalam nada suara, ekspresi wajah atau isyarat spontan yang lain.

2.    Komunikasi sebagai interaksi

Dalam arti sempit interaksi berarti saling mempengaruhi (matual influence). Pandangan komunikasi sebagai interaksi menyetarakan komunikasi dengan proses sebab akibat atau aksi reaksi, yang arahnya bergantian. Komunikasi sebagai interaksi dipandang sedikit lebih dinamis daripada komunikasi sebagai tindakan satu arah. Namun pandangan kedua ini masih membedakan para peserta sebagai pengirim dan penerima pesan, karena itu masih tetap berorientasi pada sumber, meskipun kedua peran tersebut dianggap bergantian. Pada dasarnya proses interaksi yang berlangsung masih bersifat mekanis dan statis.

3.    Komunikasi sebagai transaksi

           Dalam konteks ini komunikasi adalah proses personal karena makna  atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Komunikasi dianggap berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal ataupun perilaku nonverbal.



 Tujuan dan Fungsi  Komunikasi


            Menurut Scheidel tujuan dasar berkomunikasi adalah  untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis manusia. Dalam konteks sosial, komunikasi penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagian, terhindar dari tekanan dan tegangan, antara lain melalui komunikasi yang menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara lebih baik diri kita sendiri dan diri orang lain. Komunikasi juga memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar-dunia yang dipenuhi objek, peristiwa, dan manusia lain.

            Rudolph F. Verbender mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu. Alfred Korzybski menyatakan bahwa kemampuan manusia berkomunikasi menjadikan mereka “pengikat waktu” (time-binder). Pengikat waktu (time-binder) merujuk pada kemampuan manusia untuk mewariskan  pengetahuan dari generasi ke generasi dan dari budaya ke budaya. Mereka tidak perlu memulai setiap generasi yang baru. Mereka mampu mengambil pengetahuan masa lalu, mengujinya berdasarkan fakta-fakta mutakhir dan meramalkan masa depan. Dengan kemampuan tersebut, manusia mampu mengendalikan diri dan lingkungan mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar