Selasa, 04 Februari 2014

Bahasa Tubuh


       Manusia selalu berinteraksi dengan orang lain sepanjang hari pada setiap kejadian dalam kehidupan. Interaksi sosial dapat terjadi melalui kontak sosial dan komunikasi. Dalam berinteraksi, setiap manusia tidak selalu mengerti apa yang orang lain pikirkan atau mereka pun tidak selamanya mengetahui apa yang ada dalam benak seseorang. Jika kita tidak memiliki persepsi sosial yang baik, mungkin kita akan mengalami kegagalan berulang-ulang: kalah dalam persaingan, gagal dalam wawancara kerja, kesulitan menjalin hubungan atau kehilangan kepercayaan. Akan tetapi, bila kita bisa mengasah persepsi itu, belajar “membaca” orang lain dengan lebih baik dan lebih efektif dalam berkomunikasi maka semua pengetahuan itu akan membantu setiap bagian dalam kehidupan kita. Kita akan mulai menikmati peluang karir yang lebih menarik, persahabatan yang lebih tulus, masa depan hubungan yangan lebih baik, bahkan keberhasilan bertubi-tubi dalam pekerjaan.[1]

         Dalam mempersepsi manusia, kita tidak hanya melihat melalui bahasa verbalnya: bagaimana bahasanya (halus, kasar, intelektual, mampu berbahasa asing, dan sebagainya), namun juga melalui perilaku non-verbalnya. Pentingnya pesan non-verbal ini misalnya dilukiskan frase,”Bukan apa yang ia katakan, melainkan bagaimana ia mengatakannya”. Melalui perilaku non-verbalnya, kita dapat mengetahui suasana emosional seseorang, apakah ia sedang bahagia, bingung atau sedih. Kesan awal kita pada seseorang sering didasarkan perilaku non-verbalnya, yang mendorong kita untuk mengenal lebih jauh.[2]

       Perhatikanlah orang-orang sukses yang melintas di depan  kita setiap harinya. Sebagian besar dari mereka memiliki sedikitnya dua kesamaan. Pertama, mereka memiliki kesadaran yang tinggi. Mereka nyaman dengan diri mereka sendiri. Kedua, kemampuan mereka dalam bergaul dengan orang lain berada diatas rata-rata. Mereka tahu cara membuat orang lain merasa nyaman dan bisa segera menciptakan rasa saling memahami.Kedua ciri itu berkembang dari bahasa tubuh yang kuat. Kemampuan untuk mendeteksi tanda-tanda yang muncul pada tubuh seseorang sangatlah penting, ketika sesuatu yang mereka lakukan tidak efektif maka mereka akan  belajar bagaimana menyesuaikan tindakan untuk memaksimalkan kesempatan itu.[3]

Pemahaman tentang Bahasa Tubuh 

R.D. Laing mengungkapkan  “ Manusia selalu memikirkan orang lain dan apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya dan apa yang orang lain pikirkan tentang apa yang ia pikirkan mengenai orang lain itu dan seterusnya”. Dengan kata lain, manusia senantiasa mempersepsi dan memastikan makna pesan orang lain. Janine Driver (2010) mengungkapkan bahwa tanpa berkata-kata, seseorang berkata lebih daripada apa yang kita kira. Hal serupa juga diungkapkan oleh Lord Chesterfield (1694-1773)  bahwa Jangan hanya memperhatikan apa yang dikatakan orang, perhatikan juga cara orang itu mengatakannya. Dengan mencermatinya, kau akan menemukan lebih banyak kebenaran dengan mata daripada telingamu. Orang bisa berkata apa saja, tetapi tidak selalu bisa terlihat seperti apa yang ia ucapkan dan bahasa tubuhnya seringkali menungkap apa yang tersembunyi dibalik kata-katanya.

            Bahasa Tubuh merupakan bagian dari komunikasi nonverbal. Menurut  Alo Liliweri,  bahasa tubuh adalah gerakan;tubuh yang merupakan sebagian perilaku nonverbal (termasuk yang anda miliki) dapat disampaikan melalui simbol komunikasi kepada orang lain. Bidang yang menelaah bahasa tubuh adalah Kinesika (kinesics), suatu istilah yang diciptakan seorang perintis studi bahasa nonverbal, Ray L. Birdwhistell. Setiap anggota tubuh seperti wajah (termasuk senyuman dan pandangan mata), tangan, kepala, kaki dan bahakan tubuh secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat simbolik. Karena kita hidup, semua anggota tubuh kita bergerak. Lebih dari dua abad yang lalu Blaise Pascal menulis bahwa tabiat kita adalah bergerak; istirahat sempurna adalah kematian (Mulyana, 2008:353). Menurut S.Onong U. Effendy, Komunikasi kinesik adalah komunikasi yang dilakukan dengan gerakan anggota tubuh; salah satu jenis komunikasi nonverbal.

Kita tidak dapat tidak berkomunikasi; setiap perilaku punya potensi untuk ditafsirkan. Dalam bukunya Goffman mengatakan: Meskipun seseorang dapat berhenti berbicara, ia tidak dapat berhenti berkomunikasi melalui idiom tubuh; ia harus mengatakan suatu hal yang benar atau salah. Ia tidak dapat tidak mengatakan sesuatu. S. John Napier (1550-1617) mengungkapkan, apabila bahasa diberikan kepada manusia untuk menyembunyikan pikirannya, maka gerakan tubuh ditujukan untuk mengungkapkannya. Menurut Sigmund Freud, tidak ada manusia yang bisa menyimpan rahasia bila bibirnya diam. Ia akan berceloteh dengan ujung jarinya. Rahasia terbersit dari seluruh pori-pori kulitnya. Dalam hal ini, membaca isyarat bahasa tubuh tidak diartikan membantu seseorang dalam membaca pikiran, namun lebih kepada bagaimana “membaca” orang lain dengan lebih baik (akurasi) dan secara otomatis membantu seseorang bertindak dengan cara terbaik (aplikasi), kuncinya adalah dengan menciptakan rasa percaya diri.

            Kesalahan yang paling banyak terjadi adalah mencoba membaca bahasa tubuh secara terisolasi, dan membuat penilaian yang terlalu tergesa-gesa. Misalnya : ada keyakinan yang tersebar luas, misalnya bila lengan atau kaki seseorang disilangkan, berarti mereka takut atau gelisah. Menginterpretasikan bahasa tubuh tidak sesederhana itu, dan psikologi amatir seperti ini dapat menimbulkan kebingungan, yang terpenting adalah jangan mencoba untuk mempelajari sinyal individual. Sebaiknya amati bahasa tubuh dalam arti scenario, sama yang seperti kita lakukan dalam pergaulan sehari-hari, ketika setiap potong bahasa tubuh diuraikan saat berkembang dalam situasi spesifik maka jarang secara terisolasi. Kesalahan umum lain adalah gagal untuk memonitor bahasa tubuh dalam suatu periode waktu. Untuk mengenali sinyal bahasa tubuh, misalnya marah adalah satu hal, tetapi tidak terlalu banyak manfaatnya kecuali anda dapat juga menentukan sejauh mana kemarahan itu dan perkembangannya.  Dengan kata lain, bahwa dalam membaca orang lain, kita tidak hanya berpaku pada satu isyarat saja, karena hal tersebut tidak dapat mengungkapkan secara keseluruhan.Salah satu dari banyak manfaat mempelajari bahasa tubuh adalah meningkatkan kesadaran anda mengenai diri sendiri dan kesadaran anda mengenai orang lain. Kedaan itu akan membuat semua pertemuan kita dengan orang lain menjadi lebih menarik dan lebih memberikan hasil.

 Bentuk- Bentuk Bahasa Tubuh        

        Ada tiga bentuk dan tipe umum bahasa tubuh yakni : (1) kontak mata, (2) ekspresi wajah, (3) gerakan anggota tubuh. (Beliak dan Baker, 1981).     

I.     Kontak mata
            Kontak mata mengacu pada sesuatu yang disebut dengan gaze, meliputi suatu keadaan penglihatan secara langsung antar orang (selalu pada wilayah wajah) disaat sedang berbicara. Melalui kontak mata anda dapat menceritakan kepada orang lain suatu pesan sehingga orang akan memperhatikan kata demi kata melalui tatapan. Jumlah dan cara-cara penataan mata berbeda dari seseorang dengan orang yang lainnya, dari budaya yang satu ke budaya lain Berbagai studi menunjukkan bahwa orang memandang orang lain disaat percakapan sekitar 50-60 persen. Bagi pembicara digunakan 40 persen dan bagi pendengar kira-kira 70 persen penglihatan. Mata seolah-olah membuat kontak yang saling memberikan reaksi. Kontak mata sebagai simbol komunikasi nonverbal mempengaruhi perilaku, kepercayaan dalam berkomunikasi. Beberapa anggapan menyatakan bahwa mata merupakan kata hati.

II.     Ekspresi wajah
         Ekspresi wajah meliputi pengaruh raut wajah yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara emosional atau bereaksi terhadap suatu pesan. Wajah setiap orang selalu menyatakan hati dan perasaannya. Wajah ibarat cermin dari pikiran, dan perasaan. Melalui wajah orang juga bisa membaca makna suatu pesan. Pernyataan wajah menandai masalah ketika : (1) ekspresi wajah tidak merupakan tanda perasaan (2) ekspresi wajah yang dinyatakan tidak seluruhnya/tidak secara total merupakan tanda pikiran dan perasaan. Penampilan wajah sangat tergantung pada orang yang menanggapi atau menafsirkannya. Ekspresi wajah juga dapat kita lihat ketika kita memandang seseorang yang  dianggap sebagai orang yang polos/lugu atau dianggap kejam/dingin. Hal ini didasari oleh sebuah ekspresi wajah yang nampak pada orang yang bersangkutan tidak menunjukkan sebuah perubahan seperti yang dilakukan oleh orang lain ketika mendengar atau mengetahui suatu peristiwa baik kesedihan maupun kegembiraan, keanehan atau kelayakan.  

III.     Gerakan Angggota Tubuh
           Gerakan anggota tubuh atau gesture merupakan bentuk perilaku nonverbal pada gerakan tangan, bahu, jari-jari. Kita sering menggunakan gerakan anggota tubuh secara sadar maupun tidak sadar untuk menekankan suatu pesan, misalnya ketika seseorang menceritakan sesuatu sambil gerak tangannya yang menunjukkan tinggi dan ekspresi wajah yang gembira. Gerak tangan yang menunjukkan tinggi ini tidak akan memiliki arti tanpa disertai ungkapan verbal, jadi tindakan ini disengaja dan memiliki makna tertentu. Lain halnya dengan ekspresi wajah yang gembira, yang dapat berdiri sendiri dan dapat diartikan tanpa bantuan pesan verbal. Meskipun demikian, kedua tindakan tersebut telah menambahkan kepada makna yang berkaitan dengan interaksi antara kedua orang tersebut, hal ini disebut oleh  Paul Ekman dan Friesen sebagai `expressive behavior'. Selanjutnya, Ekman dan Friesen mengidentifikasi lima kategori dari expressive behavior yaitu emblem, ilustrator, regulator, adaptor, dan penggambaran perasaan (affect display), di mana masing-masing memberikan kedalaman pada makna yang berkaitan dengan situasi komunikasi.

  1. Emblem merupakan gerakan tubuh yang langsung membentuk symbol yang setara dengan symbol verbal, seperti membentuk lingkaran dengan jari jempol dan telunjuk sebagai simbol “OK“, dan membentuk huruf “V” dengan telunjuk dan jari tengah sebagai symbol “victory”.
  2.  Illustrator berfungsi memperkuat pesan verbal yang disertainya. Sebagai contoh, untuk merujuk sesuatu yang ada disebelah kiri, dia dapat menggerakkan tangan, atau kepala, atau tubuh kearah kiri. Ada 8 bentuk ilustrator yang perlu diperhatikan:
1.   Batons merupakan suatu gerakan yang menunjukkan suatu tekanan tertentu pada suatu pesan yang disampaikan.

2.      Ideographs adalah gerakan yang membuat peta atau mengarahkan pikiran.
3.      Deitic Movements adalah gerakan untuk menunjukan sesuatu.
4.      Apatial Movements adalah gerakan yang melukiskan besar atau kecilnya ruangan.
5.      Kinetographs adalah gerakan yang menggambarkan tindakan fisik
6.      Rhytmic Movements adalah gerakan yang menunjukkan suatu irama tertentu
7.      Pictographs adalah gerakan yang menggambarkan sesuatu di udara
8.  Emblematic Movements adalah gerakan yang menggambarkan suatu pernyataan verbal tertentu.        

  1. Regulator merupakan gerakan yang digunakan untuk memonitor, mengkoordinasi, mengontrol, atau mempertahankan jalan pembicaraan. Anggukan kepala, misalnya, bisa bermakna agar lawan bicara meneruskan komentarnya.
  2. Adaptor merupakan gerakan yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan personal, seprti menggarut kulit tangan yang gatal atau menyingkirkan rambut dari pelupuk mata.   
  3. Affect display merpakan gerakan wajah atau tangan, atau anggota tubuh lain yang dignakan untuk menyampaikan pesan emosional, seperti tersenyum untuk meunjukkan rasa puas, atau mengacungkan tinju ke udara untuk menunjukkan tekad atau menantang orang lain.











[1] Driver, Janin. Mariska Van Aalst, 7 Hari Pintar Membaca Pikiran, terj.Edrijani (Bandung: Kaifa, 2012), hal 10.
[2] Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: Rosda, 2008), hal.352.
[3] Driver, Janin. Mariska Van Aalst, Op.Cit., hal 10.


     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar