Manusia
selalu berinteraksi dengan orang lain sepanjang hari pada setiap kejadian dalam
kehidupan. Interaksi sosial dapat terjadi melalui kontak sosial dan komunikasi. Dalam berinteraksi, setiap
manusia tidak selalu mengerti apa yang orang lain pikirkan atau mereka pun
tidak selamanya mengetahui apa yang ada dalam benak seseorang. Jika kita tidak
memiliki persepsi sosial yang baik, mungkin kita akan mengalami kegagalan
berulang-ulang: kalah dalam persaingan, gagal dalam wawancara kerja, kesulitan
menjalin hubungan atau kehilangan kepercayaan. Akan tetapi, bila kita bisa
mengasah persepsi itu, belajar “membaca” orang lain dengan lebih baik dan lebih
efektif dalam berkomunikasi maka semua pengetahuan itu akan membantu setiap
bagian dalam kehidupan kita. Kita akan mulai menikmati peluang karir yang lebih
menarik, persahabatan yang lebih tulus, masa depan hubungan yangan lebih baik,
bahkan keberhasilan bertubi-tubi dalam pekerjaan.[1]
Dalam
mempersepsi manusia, kita tidak hanya melihat melalui bahasa verbalnya:
bagaimana bahasanya (halus, kasar, intelektual, mampu berbahasa asing, dan
sebagainya), namun juga melalui perilaku non-verbalnya. Pentingnya pesan
non-verbal ini misalnya dilukiskan frase,”Bukan apa yang ia katakan, melainkan
bagaimana ia mengatakannya”. Melalui perilaku non-verbalnya, kita dapat
mengetahui suasana emosional seseorang, apakah ia sedang bahagia, bingung atau
sedih. Kesan awal kita pada seseorang sering didasarkan perilaku non-verbalnya,
yang mendorong kita untuk mengenal lebih jauh.[2]
Perhatikanlah
orang-orang sukses yang melintas di depan kita setiap harinya. Sebagian besar dari mereka
memiliki sedikitnya dua kesamaan. Pertama, mereka memiliki kesadaran yang
tinggi. Mereka nyaman dengan diri mereka sendiri. Kedua, kemampuan mereka dalam
bergaul dengan orang lain berada diatas rata-rata. Mereka tahu cara membuat
orang lain merasa nyaman dan bisa segera menciptakan rasa saling memahami.Kedua
ciri itu berkembang dari bahasa tubuh yang kuat. Kemampuan untuk mendeteksi
tanda-tanda yang muncul pada tubuh seseorang sangatlah penting, ketika sesuatu
yang mereka lakukan tidak efektif maka mereka akan belajar bagaimana menyesuaikan tindakan untuk
memaksimalkan kesempatan itu.[3]
Pemahaman
tentang Bahasa Tubuh
R.D. Laing mengungkapkan “ Manusia
selalu memikirkan orang lain dan apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya
dan apa yang orang lain pikirkan tentang apa yang ia pikirkan mengenai orang
lain itu dan seterusnya”. Dengan kata lain, manusia senantiasa mempersepsi
dan memastikan makna pesan orang lain. Janine
Driver (2010) mengungkapkan bahwa tanpa berkata-kata, seseorang berkata
lebih daripada apa yang kita kira. Hal serupa juga diungkapkan oleh Lord Chesterfield (1694-1773) bahwa Jangan
hanya memperhatikan apa yang dikatakan orang, perhatikan juga cara orang itu
mengatakannya. Dengan mencermatinya, kau akan menemukan lebih banyak
kebenaran dengan mata daripada telingamu. Orang bisa berkata apa saja, tetapi
tidak selalu bisa terlihat seperti apa yang ia ucapkan dan bahasa tubuhnya
seringkali menungkap apa yang tersembunyi dibalik kata-katanya.
Bahasa
Tubuh merupakan bagian dari komunikasi nonverbal. Menurut Alo
Liliweri, bahasa tubuh adalah
gerakan;tubuh yang merupakan sebagian perilaku nonverbal (termasuk yang anda
miliki) dapat disampaikan melalui simbol komunikasi kepada orang lain. Bidang yang menelaah bahasa tubuh adalah Kinesika
(kinesics), suatu istilah yang diciptakan seorang perintis studi bahasa
nonverbal, Ray L. Birdwhistell. Setiap anggota tubuh seperti wajah (termasuk
senyuman dan pandangan mata), tangan, kepala, kaki dan bahakan tubuh secara
keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat simbolik. Karena kita hidup, semua
anggota tubuh kita bergerak. Lebih dari dua abad yang lalu Blaise Pascal
menulis bahwa tabiat kita adalah bergerak; istirahat sempurna adalah kematian (Mulyana,
2008:353). Menurut S.Onong U. Effendy, Komunikasi kinesik adalah
komunikasi yang dilakukan dengan gerakan anggota tubuh; salah satu jenis komunikasi nonverbal.
Kita tidak dapat tidak berkomunikasi; setiap perilaku punya potensi untuk
ditafsirkan. Dalam bukunya Goffman mengatakan: Meskipun seseorang dapat
berhenti berbicara, ia tidak dapat berhenti berkomunikasi melalui idiom tubuh;
ia harus mengatakan suatu hal yang benar atau salah. Ia tidak dapat tidak mengatakan
sesuatu. S. John Napier (1550-1617) mengungkapkan,
apabila bahasa diberikan kepada manusia
untuk menyembunyikan pikirannya, maka gerakan tubuh ditujukan untuk
mengungkapkannya. Menurut Sigmund
Freud, tidak ada manusia yang bisa menyimpan rahasia bila bibirnya diam. Ia
akan berceloteh dengan ujung jarinya. Rahasia terbersit dari seluruh pori-pori
kulitnya. Dalam hal ini, membaca
isyarat bahasa tubuh tidak diartikan membantu seseorang dalam membaca pikiran,
namun lebih kepada bagaimana “membaca” orang lain dengan lebih baik (akurasi)
dan secara otomatis membantu seseorang bertindak dengan cara terbaik
(aplikasi), kuncinya adalah dengan menciptakan rasa percaya diri.
Kesalahan
yang paling banyak terjadi adalah mencoba membaca bahasa tubuh secara
terisolasi, dan membuat penilaian yang terlalu tergesa-gesa. Misalnya : ada
keyakinan yang tersebar luas, misalnya bila lengan atau kaki seseorang
disilangkan, berarti mereka takut atau gelisah. Menginterpretasikan bahasa
tubuh tidak sesederhana itu, dan psikologi amatir seperti ini dapat menimbulkan
kebingungan, yang terpenting adalah jangan mencoba untuk mempelajari sinyal
individual. Sebaiknya amati bahasa tubuh dalam arti scenario, sama yang seperti
kita lakukan dalam pergaulan sehari-hari, ketika setiap potong bahasa tubuh
diuraikan saat berkembang dalam situasi spesifik maka jarang secara terisolasi.
Kesalahan umum lain adalah gagal untuk memonitor bahasa tubuh dalam suatu
periode waktu. Untuk mengenali sinyal bahasa tubuh, misalnya marah adalah satu
hal, tetapi tidak terlalu banyak manfaatnya kecuali anda dapat juga menentukan
sejauh mana kemarahan itu dan perkembangannya. Dengan kata lain, bahwa dalam
membaca orang lain, kita tidak hanya berpaku pada satu isyarat saja, karena hal
tersebut tidak dapat mengungkapkan secara keseluruhan.Salah satu dari
banyak manfaat mempelajari bahasa tubuh adalah meningkatkan kesadaran anda
mengenai diri sendiri dan kesadaran anda mengenai orang lain. Kedaan itu akan
membuat semua pertemuan kita dengan orang lain menjadi lebih menarik dan lebih
memberikan hasil.
Bentuk- Bentuk Bahasa Tubuh
Ada tiga bentuk dan tipe umum bahasa tubuh yakni : (1) kontak mata, (2)
ekspresi wajah, (3) gerakan anggota tubuh. (Beliak dan Baker, 1981).
I.
Kontak mata
Kontak mata mengacu pada sesuatu yang
disebut dengan gaze, meliputi suatu keadaan penglihatan secara langsung antar
orang (selalu pada wilayah wajah) disaat sedang berbicara. Melalui kontak mata
anda dapat menceritakan kepada orang lain suatu pesan sehingga orang akan
memperhatikan kata demi kata melalui tatapan. Jumlah dan cara-cara penataan
mata berbeda dari seseorang dengan orang yang lainnya, dari budaya yang satu ke
budaya lain Berbagai studi menunjukkan bahwa orang memandang orang lain disaat percakapan
sekitar 50-60 persen. Bagi pembicara digunakan 40 persen dan bagi pendengar
kira-kira 70 persen penglihatan. Mata seolah-olah membuat kontak yang saling
memberikan reaksi. Kontak mata sebagai simbol komunikasi nonverbal mempengaruhi
perilaku, kepercayaan dalam berkomunikasi. Beberapa anggapan menyatakan bahwa
mata merupakan kata hati.
II. Ekspresi wajah
Ekspresi wajah meliputi pengaruh raut
wajah yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara emosional atau bereaksi
terhadap suatu pesan. Wajah setiap orang selalu menyatakan hati dan
perasaannya. Wajah ibarat cermin dari pikiran, dan perasaan. Melalui wajah
orang juga bisa membaca makna suatu pesan. Pernyataan wajah menandai masalah
ketika : (1) ekspresi wajah tidak merupakan tanda perasaan (2) ekspresi wajah yang
dinyatakan tidak seluruhnya/tidak secara total merupakan tanda pikiran dan perasaan. Penampilan wajah sangat tergantung pada orang yang menanggapi atau
menafsirkannya. Ekspresi wajah juga dapat kita lihat ketika kita memandang
seseorang yang dianggap sebagai orang
yang polos/lugu atau dianggap kejam/dingin. Hal ini didasari oleh sebuah
ekspresi wajah yang nampak pada orang yang bersangkutan tidak menunjukkan
sebuah perubahan seperti yang dilakukan oleh orang lain ketika mendengar atau
mengetahui suatu peristiwa baik kesedihan maupun kegembiraan, keanehan atau kelayakan.
III. Gerakan Angggota Tubuh
Gerakan anggota tubuh atau gesture merupakan
bentuk perilaku nonverbal pada gerakan tangan, bahu, jari-jari. Kita sering
menggunakan gerakan anggota tubuh secara sadar maupun tidak sadar untuk
menekankan suatu pesan, misalnya ketika seseorang
menceritakan sesuatu sambil gerak tangannya yang menunjukkan tinggi dan
ekspresi wajah yang gembira. Gerak tangan yang menunjukkan tinggi ini tidak
akan memiliki arti tanpa disertai ungkapan verbal, jadi tindakan ini disengaja
dan memiliki makna tertentu. Lain halnya dengan ekspresi wajah yang gembira,
yang dapat berdiri sendiri dan dapat diartikan tanpa bantuan pesan verbal.
Meskipun demikian, kedua tindakan tersebut telah menambahkan kepada makna yang
berkaitan dengan interaksi antara kedua orang tersebut, hal ini disebut
oleh Paul Ekman dan Friesen sebagai `expressive
behavior'. Selanjutnya, Ekman dan Friesen mengidentifikasi lima kategori dari
expressive behavior yaitu emblem, ilustrator, regulator, adaptor, dan
penggambaran perasaan (affect display), di mana masing-masing memberikan
kedalaman pada makna yang berkaitan dengan situasi komunikasi.
- Emblem
merupakan gerakan tubuh yang langsung membentuk symbol yang setara dengan
symbol verbal, seperti membentuk lingkaran dengan jari jempol dan telunjuk
sebagai simbol “OK“, dan membentuk huruf “V” dengan telunjuk dan jari
tengah sebagai symbol “victory”.
- Illustrator berfungsi memperkuat
pesan verbal yang disertainya. Sebagai contoh, untuk merujuk sesuatu yang
ada disebelah kiri, dia dapat menggerakkan tangan, atau kepala, atau tubuh
kearah kiri. Ada 8
bentuk ilustrator yang perlu diperhatikan:
1. Batons
merupakan suatu gerakan yang menunjukkan suatu tekanan
tertentu pada suatu pesan yang disampaikan.
2. Ideographs
adalah gerakan yang membuat peta atau mengarahkan
pikiran.
3. Deitic Movements adalah gerakan untuk menunjukan sesuatu.
4. Apatial Movements adalah gerakan yang melukiskan besar atau kecilnya
ruangan.
5. Kinetographs adalah gerakan yang menggambarkan tindakan fisik
6. Rhytmic Movements adalah gerakan yang menunjukkan suatu irama tertentu
7. Pictographs adalah gerakan yang menggambarkan sesuatu di udara
8. Emblematic Movements adalah gerakan yang menggambarkan suatu pernyataan
verbal tertentu.
- Regulator
merupakan gerakan yang digunakan untuk memonitor, mengkoordinasi,
mengontrol, atau mempertahankan jalan pembicaraan. Anggukan kepala,
misalnya, bisa bermakna agar lawan bicara meneruskan komentarnya.
- Adaptor
merupakan gerakan yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan personal, seprti menggarut kulit tangan yang gatal atau menyingkirkan
rambut dari pelupuk mata.
- Affect display
merpakan gerakan wajah atau tangan, atau anggota tubuh lain yang dignakan
untuk menyampaikan pesan emosional, seperti tersenyum untuk meunjukkan
rasa puas, atau mengacungkan tinju ke udara untuk menunjukkan tekad atau
menantang orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar